Seorangistri yang akhirnya batal diceraikan suaminya karena ingin menikahi selingkuhannya. Niat sang suami batal dan kembali rujuk dengan istrinya. Tapi sang istri khawatir dan takut suaminya akan mengulangi kembali perbuatannya untuk kedua kalinya. Nah, klien saya in ingin sekali mengunci hati sang suami agar tetap menyayangi dan lebih perhatian.

Pertanyaan Jawaban Ini merupakan topik yang sangat penting dalam pernikahan dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Allah mendesain soal tunduk ini di dalam kitab Kejadian. Pada mulanya, karena tidak ada dosa, manusia tidak perlu tunduk kepada siapapun selain kepada kuasa Allah. Ketika Adam dan Hawa tidak menaati Allah, dosa masuk ke dalam dunia dan karena itu dibutuhkan otoritas. Karena itu, Allah menetapkan otoritas yang dibutuhkan untuk menegakkan hukum negara dan juga untuk melindungi manusia. Pertama-tama, kita perlu tunduk kepada Allah, di mana ini merupakan satu-satunya cara untuk menaati Dia secara penuh Yakobus 121 dan Yakobus 47. Dalam 1 Korintus 112-3 kita diajarkan bahwa suami harus tunduk kepada Kristus sebagaimana Kristus tunduk kepada Allah. Ayat ini selanjutnya menyatakan bahwa isteri patut mengikuti teladan ini dan tunduk kepada suaminya. Ayat-ayat lain mengenai Kristus tunduk kepada Allah dapat ditemukan dalam Matius 2639 dan Yohanes 530. Tunduk merupakan respon alami terhadap kepemimpinan dalam kasih. Ketika seorang suami mengasihi isterinya, sebagaimana Kristus mengasihi gereja Efesus 525-33, maka tunduk merupakan respon alami dari isteri kepada suaminya. Kata Yunani yang diterjemahkan tunduk hupotasso merupakan kata kerja yang berbentuk terus menerus. Ini berarti bahwa tunduk kepada Allah, pemimpin kita, dan suami kita, bukanlah tindakan yang dilakukan satu kali. Tunduk merupakan sikap yang terus menerus dalam pikiran kita dan menjadi pola tingkah laku seseorang. Tunduk yang dibicarakan dalam Efesus 5 bukanlah berbicara mengenai sikap tunduk sepihak dari orang-percaya kepada orang egois dan yang mau mendominasi saja. Sikap tunduk dalam Alkitab didesain sebagai sikap di antara dua orang-percaya yang dipenuhi Roh dan saling tunduk satu dengan yang lain dan kepada Allah. Tunduk merupakan jalan dua arah. Tunduk merupakan posisi kehormatan dan kesempurnaan. Ketika isteri dikasihi sebagaimana Kristus mengasihi jemaatnya, bisa tunduk tidaklah sulit. Efesus 524 mengatakan, “Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” Efesus 524. Ayat ini menyatakan bahwa isteri harus tunduk kepada suaminya dalam segala sesuatu yang benar dan sesuai dengan hukum. Karena itu, isteri juga tidak boleh melanggar hukum atau mengabaikan hubungannya dengan Allah. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang diambil dari sisi Adam, bukan dibuat dari kepalanya untuk memerintah dia; bukan dari kakinya untuk diinjak-injak olehnya. Namun, ia diambil dari sisinya untuk menjadi sederajat dengan dia, di bagian bawah dari tangannya untuk dilindungi, dekat ke hatinya untuk dikasihi. Kata “tunduk” dalam Efesus 521 merupakan kata yang sama yang digunakan dalam 522. Orang-percaya harus tunduk satu dengan yang lainnya karena menghormati Kristus. Ayat 19-21 berbicara mengenai hasil-hasil kepenuhan Roh Kudus 518. Orang-percaya yang penuh dengan Roh Kudus selalu menyembah 519, bersyukur 520, dan tunduk 521. Paulus kemudian melanjutkan pemikirannya tentang hidup yang dipenuhi dengan Roh Kudus dalam konteks hubungan suami isteri terutama di ayat 22-23. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah isteri harus tunduk kepada suaminya?

Doaagar suami tunduk pada istri berikut ini mungkin bisa Anda jadikan salah satu bentuk ikhtiar yang terakhir demi mengubah sikap suami yang keras jadi lembut. Bahkan, doa ini dipercaya mampu memahami keinginan para istri di hadapan suami. Allahummaj'alni mahbuuban 'inda zaujii birohmatika yaa arhamarraahimiin.
In a Nutshell Scholars introduced two methods for making a Raj'ah retraction after divorce by uttering special words indicating the continuity of marriage as well as by doing some sexual-related acts with the wife. Whilst scholars agree that Raj'ah takes effect by uttering these special words, they disagree on the validity of Raj'ah by having sexual intercourse or acts lead to it. Whereas Hanafis, Malikis, view sexual intercourse and its preliminaries make Raj'ah valid, Hanbalis argue that only sexual intercourse makes Raj'ah takes effect. However, Shafi'is view that Raj'ah takes effect only by uttering a related divide divorce in respect of retraction into two typesTalaq Raj'ai A divorce after which a man reserves to himself the right of returning his wife without her permission and consent and without making a new contract or paying a new dowry. Allah saysوَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا ۚ - 2228And their husbands have more right to take them back in this [period] if they want reconciliation. Qur'an 2228And Talaq Ba'in irrevocable divorce A divorce after which the husband may only live again with his divorcee after he had contracted a new marriage with her, according to the conditions prescribed by the shari'ah. Bada'i al-Sana'i, Vol. 3, p. 181; Al-Sharh al-Kabir, p. 369; Mughni al-Muhtaj, Vol. 3, p. 335 Definition of Raj'ah Linguistically Raj'ah is an infinitive noun meaning to return or to come back. Al-Mu'jam Al-Wassit, "Raj'ah"Technically Raj'ah means taking back a woman to the wedlock after the occurrence of a revocable divorce and during her waiting period in a special manner. Khatib Shirbini, Mughni al-Muhtaj, Vol. 3, p. 335. Review of the Classical Scholarly ViewsBased on the scholarly discussion of Raj'ah, there are two ways to make Raj'ahRaj'ah by Words Scholars agree that Raj'ah is valid by the words indicating the meanings of returning one's wife after the occurrence of divorce such as when the divorcer says to the divorcee during the waiting period "I returned you back", or "I return you back to my marriage bond".Scholars categorised the words that make Raj'ah valid into two typesExplicit words such as when the husband says "I returned you back", or "I took you back to my wedlock". These words make Raj'ah valid, even without having the intention of Raj' metonymical expressions These expressions may implicate the meaning of Raj'ah and might have different meanings, such as when the husband says "you are to me like your former state" or he says, "you are my wife" while having the intention of Raj' metonymical expressions may implicate the meaning of Raj'ah and may denote otherwise. Thus, jurists said it is stipulated that the divorcer had the intention of Raj'ah and should be asked about it. al-Binayah ala al-Hidayah Vol. 4, p. 593; Bada'i al-Sana'I, Vol 3, pp. 181-182, Khurashi, Vol. 4, p. 80; Mughni al-Muhtaj Vol. 3, p. 337; Kashaf al-Kina Vol. 5, p. 342Raj'ah by ActionClassical jurists, however, differed on the validity of Raj'ah by action. But those who viewed the validity of Raj'ah by action disagreed on validity of some of these acts in making Raj'ah. Following are the position of the four madhabs on this issueHanafi MadhabHanafis view that sexual intercourse or its preliminaries make Raj'ah valid, Burhan al-Din al-Marghinani stated أَوْ يَطَؤُهَا، أَوْ يَلْمَسُهَا بِشَهْوَةٍ، أَوْ يَنْظُرُ إِلَى فَرْجِهَا بِشَهْوَةٍ، وَهَذَا عِنْدَنَا" –العيني في الهداية مع حاشية البناية 6/593According to our madhab, this also includes having sexual intercourse with her, or lustily touch her body or sexually looking to her genitals. Al-Iny, Al-Hidayah with Hashiyat al-Binayah, Vol. 4, p. 593.They also stipulate that these acts should be accompanied by sexual desire in order for Raj'ah to be valid. Ibid, Vol. 4, p. 594.This is also the opinion of some Tabi'een such as Sa'id ibn al-Musa'ib, Hasan al-Basri, Muhammad ibn Sirin, Tawus, Ata ibn Abi Rabah , Awza'I, Thawri, ibn Abi Layla, Shu'abi and Sulayman al-Tamimi. Hanfis, however, restricted the viewing of the parts of the body which make Raj'ah valid to woman's genitals. Ibid, Vol. 4, p. 593.They stated Raj'ah meaning is to keep the marriage tie and these acts suggest this. Muwsili, Al-Ikhtiar, Vol, 3, p. 147They also noted that acts like having sexual intercourse or lusty touching her or looking to her genitals are specially restricted to marriage unlike other acts such as touching or looking to her without having the sexual desire, or looking to the other parts of her body because these acts may be done by someone else such as physicians. Babarty, Al-Inayah Sharh al-Hidayah, Vol. 4, p. 161Maliki MadhabMalikis view that sexual intercourse and its preliminaries make Raj'ah valid but they stipulated that these acts should be accompanied by an intention of Raj'ah. But if the husband touches her sexually or looks to her body or genital parts lustily, or has sexual intercourse with her without having the intention of making Raj'ah, this Raj'ah is not validأَنَّ الرَّجْعَةَ لاَ تَحْصُل بِفِعْلٍ مُجَرَّدٍ عَنْ نِيَّةِ الرَّجْعَةِ وَلَوْ بِأَقْوَى الأْفْعَال كَوَطْءٍ وَقُبْلَةٍ وَلَمْسٍ – الخرشي 4/81، والدسوقي 2/370Raj'ah is not valid by doing any act devoid of the intention, irrespective of how intimate these acts may be, such as sexual intercourse, kissing, or touching the body.Khurashi, Vol. 4, p. 81; Dosouqi Vol. 2, p. 370Hanbali MadhabAccording to the Hanbali madhab, sexual intercourse makes Raj'ah valid, whether he had the intention of returning her back or not and without witnesses. But Hanbali jurists disagree whether intercourse preliminaries make Raj'ah valid or not. Bahwati, Kashaf al-Kina Vol. 5, p. 343. Their argument is that Raj'ah is analogous to retraction after Ila vow of continence. That is Ila is retracted once the husband has sexual intercourse with her wife. But they differ whether sexual intercourse preliminaries make Raj'ah valid or not. According to the most famous narration reporting the view of Ahmed ibn Hanbal, looking to wife genitals, touching or kissing her lustily do not make Raj'ah valid because these acts do not stipulate witnessing a waiting period or paying a addition, acts, like touching the wife or looking to her genitals, may be done by someone else other than the husband such as physicians under certain circumstances. However, another narration reported from Imam Ahmed suggests that these acts make Raj'ah valid since these acts are included in MadhabShafi'is view that Raj'ah takes effect, rather only by uttering a related word. Raj'ah is not valid by doing acts whether the husband had sexual intercourse with her or he made anything leads to it. Imam Shafi'i statedوَالرَّدُّ يَكُونُ بِالْكَلاَمِ دُونَ الْفِعْل مِنْ جِمَاعٍ وَغَيْرِهِ – الأم 6/244Taking back the wife is only valid through words, not by acts such as sexual intercourse, etc. Shafi'i, Al-Um, Vol. 6, p. 244Shafi'is argue that these acts are devoid of words indicating Raj'ah. It is valid only by the husband's statement suggesting returning her back to the marriage tie. They held Raj'ah to be analogous to marriage and divorce, as marriage and divorce are not valid without the husband's indicating statement. Ibid, Vol. 6, p. 244; Nawawi, Rawdat al-Talbin, Vol. 8, p. 217 Marginal Issue Raj'ah without the husband's communicating it to his wifeMajority of scholars held that letting the wife know about Raj'ah retraction after divorce is recommended. However, if he did not let her know about the retraction, Raj'ah is valid. But scholars differed about the case of a person who divorced his wife through a talaq raj'i revocable divorce and takes her back, when he is absent. She then comes to know of the divorce, but not the Raj'ah, and upon the termination of her waiting period, she gets married. Whilst Shafi'i and the Kofis, Abu Hanifa and the others, said that the first husband has a superior right to her, irrespective of the second husband having consummated the marriage with her, Malik held that she belongs to the person who has now contracted marriage with her. Read this answer for a full discussion ConclusionTalaq Raj'ah is the talaq after which a man reserves to himself the right of returning his wife back to marriage. Raj'ah is valid by uttering the explicit or implicit words indicating the meaning of returning the wife back to marriage. Also, the husband may make Raj'ah by having some sexual acts with the wife. If the husband claimed that he had made Raj'ah, Raj'ah is valid if the Idah has not been completed yet. But if he claimed Raj'ah after the termination of Idah, Raj'ah is not valid unless he proved great part of this answer is based on Al-Musu'ah al-Fiqhyah al-Kuwitiyah. ReferencesAbu al-Qasim al-Tabrani, Al-Mu'jam al-Wasit Abu Al-Abbas al-Faywmi, Al-Misbah al-Munir Al-Musu'a al-Fiqhyah al-Kuwityah Al-Ayni, Al-Binayah ala al-Hidayah Al-Dardir, Al-Sharh al-Kabir Al-Khatib al-Shribini, Mughni al-Muhtaj Bahwati, Kashaf al-Qina Ibn Hazm, Al-Muhla Ibn Qudamah, Al-Mughni Ibn Rushd, Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid Kasani, Bada'i al-Sana'i Sarakhsi, Al-Mabsut
DoaMeluluhkan Hati Istri Jarak Jauh Agar Lembut Setia dan Sayang Suami Kehidupan rumah tangga yang harmonis menjadi kunci keberhasilan. Pelukan dan cium kasih sayang aku lambangkan saja ya dengan bunga yang cantik ini. Doa Agar Istri Patuh Pada Suami Ampuh Menundukkan Hati Istri Yang Egois Sudah kita ketahui bahwa seorang suami berperan.
Sponsors Link Di dalam rumah tangga, suami merupakan orang yang memiliki kedudukan paling tinggi. Artinya, suami merupakan seseorang yang akan mengarahkan pernikahannya tersebut apakah mau dibawa ke jalan yang diridhai oleh Tuhan atau tidak. Maka dari itu, tugas dan tanggung jawab suami memang sangat besar di sini. Sebagai istri sudah merupakan kewajibannya patuh terhadap apa yang diperintahkann oleh suami sekali hal tersebut tidak bertentangan dengan bagaimana jika ternyata istri malah membangkang dan tidak menurun terhadap perintah suami? Padahal apa yang diperintahkan suami malah sesuai dengan ajaran agama? Hal inilah yang menjadi sebab hubungan rumah tangga selalu dipenuhi perselisihan dan malah berpotensi mengakibatkan hubungannya retak dan berakhir dengan perceraian. Maka dari itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat istri tunduk dan patuh terhadap perintah Hargai istriCara menundukkan istri agar nurut yang pertama bisa dimulai dari hal yang sederhana. Mungkin alasan kenapa istri Anda tidak mau menurut adalah karena Anda sendiri. Maksudnya, Anda sebagai kepala atau pemimpin keluarga memang merasa harus dihormati dan terkadang sikap inilah yang malah menyebabkan istri kurang dihargai. Mungkin di awal istri Anda masih sabar dan tidak mempermasalahkannya, namun ketika sifat seperti in terus dibawa dan pada akhirnya membuat istri mulai sebab itu, Anda harus menghargainya. Caranya bagaimana? Sala satunya adalah mintalah saran kepada istri Anda mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan keluarga maupun dengan pekerjaan Anda. Jika istri sudah mulai merasa dihargai, maka istri Anda tersebut tidak akan lagi membangkang dan mulai menuruti lagi apa ayng Anda Terbuka padanyaCara kedua yang juga bisa menjadi solusi untuk membuat istr Anda tunduk adalah Anda harus terbuka padanya. Sebagai suami, janganlah bersikap egois dan malah tidak menghargai istri Anda. Jika ada apa-apa, sebaiknya Anda terbuka dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun mungkin istri Anda tidak ada kaitannya, namun jika Anda terbuka padanya mungkin istri Anda bisa memberi solusi. Sekalipun tidak, tetap istri yang merasa bahwa suaminya terbuka padanya akan bahagia dan tidak akan membangkang kepada Putarkan ceramah tentang rumah tanggaCara ketiga yang bisa Anda lakukan agar istri Anda penurut adalah dengan memutarkan pengajian atau ceramah yang isinya agar istri patuh kepada suami. Anda tidak perlu langsung menunjukkan kepada istri agar kesannya Anda tidak sok kepadanya. Namun Anda masih bisa melakukan dengan cara yang lebih halus seperti mengirimkan video ceramah tersebut dan diberi caption bahwa Anda juga akan menjadi pribadi yang lebih baik serta minta maaflah jika Anda pernah berbuat Anda harus melakukan dengan cara yang halus dan romantis tanpa memberi kesan bahwa Anda menyindir atau malah membuat istri Anda malu. Dengan begitu, dijamin istri Anda akan menjadi wanita yang penurut dan hubungan Anda akan penuh dengan informasi mengenai bagaimana cara membuat istri tunduk dan patuh pada suami. Semoga bermanfaat. patuh, suami istri, tunduk ← Previous Next →
Tulislahrajah di di atas pada sebuah kertas putih,lalu bibawa keman-mana. Maka dengan idzin Allah swt,siapa yang melihat dia akan tertarik hatinya dan tunduk kepadanya dan segala omongannya dituruti orang. Terjauh dari Gangguan hantu,Jin,Dan Setan. Diposting oleh Unknown di Rabu, Januari 11, 2012.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KBBI mendefinisikan tunduk sebagai sebuah sikap patuh, menurut tentang perintah, aturan, dan sebagainya, dan takluk. Istri bukan bawahan mengapa harus tunduk kepada suami? Apalagi sekarang di mana-mana kesetaraan gender sudah demikian digaungkan dan pemimpin pun ditentukan bukan atas jenis kelamin lagi namun berdasarkan kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan. Mengapa di rumah tangga justru sudah ditentukan kalau istri harus tunduk kepada suami? Bukankah hal ini seolah merendahkan kemampuan wanita? Sebab tidak dapat dipungkiri kalau banyak perempuan yang lebih pintar memimpin daripada yang saya lihat dalam keluarga sering kali relasi yang harmonis datang dari sikap istri yang rela menundukkan diri dan menghormati setiap keputusan yang diambil oleh suaminya. Sebaliknya sering keluarga penuh cekcok karena istri yang suka mendominasi suami. Mengapa bisa demikian? Istri dituntut tunduk kepada suaminya dalam segala hal termasuk keputusan yang kurang disukai istri, yang dianggap istri sebagai keputusan yang kurang bijaksana, atau kurang mengenakkan. Asalkan keputusan itu tidak melanggar hukum agama dan norma seharusnya istri wajib menuruti tunduk dalam hal ini tidak kita artikan sebagai tinggal terima keputusan suami saja namun ada proses memberi masukan agar suami bisa mengambil keputusan terbaik. Namun setelah musyawarah dan suami sudah mengambil keputusan maka wajib bagi istri untuk menaati apa pun keputusan itu. Ketaatan ini akan menghasilkan relasi yang rukun antara suami istri. Ini beberapa alasannya 1. Kebutuhan pertama dan utama pria adalah penghormatan dari sang istri. Hubungan dengan istri banyak yang tetap harmonis apabila kegiatan seksual kurang lancar misalkan karena harus tinggal berjauhan bukan karena konflik. Namun bila suami tidak mendapat sikap tunduk dari istri maka rumah tangga akan cepat sekali hancur. Sering kali konflik tajam terjadi antara suami dan istri bermula dari kurangnya respek istri kepada suami. Mungkin karena istri merasa lebih cerdas, lebih bijaksana, atau lebih mapan. Berbeda dengan kebutuhan utama suami, istri memiliki kebutuhan utama untuk disayangi dengan tanpa syarat. Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada menerima kasih sayang seperti istri yang menginginkan cinta tanpa syarat dari suaminya. Pun suami juga mengharapkan unconditional respect dari istrinya. Satu pemikiran istri yang keliru adalah ketika istri berpikir kalau kebutuhan utama suami adalah disayang, dipeluk, atau diucapkan kata cinta. Padahal suami ingin bukti cinta istri bukan dengan cara demikian namun dengan penundukan diri. Suami akan merasa sangat dicintai bila saja istrinya tunduk berarti suami tidak butuh perhatian istri namun hal utama yang dicari suami adalah rasa hormat tanpa syarat dari sang istri. Tidak peduli sebesar apa pun perhatian istri kepada suami namun tanpa memberikan respek yang setinggi-tingginya kepada suami maka sia-sialah semua perhatian istri Alasan kedua mengapa istri harus tunduk kepada suami karena dalam rumah tangga tidak bisa memiliki dua pemimpin. Ibarat sebuah kapal tidak mungkin memiliki dua orang nahkoda. Seharusnya suami sebagai nahkoda utama dan istri sebagai pendamping sang kapten. Kapten yang bijaksana akan memberikan banyak waktu berdiskusi dengan pendamping namun bila tidak demikian tetap wajib bagi istri menghormati keputusannya asalkan tidak melanggar aturan agama dan norma. Semoga kita istri bisa menerima keberadaan kepala keluarga layaknya keberadaan kepala pemerintahan, pimpinan perusahaan, atau ketua panitia. 3. Istri wajib menghormati suami sebab perempuan pada awalnya diciptakan dari tulang rusuk untuk dilindungi. Bukan dari tulang kepala untuk menguasai pria atau tulang kaki untuk diinjak-injak Istri wajib menghormati suami sekalipun suaminya berkelakuan buruk bahkan brengsek. Bila suami melihat istri yang selalu menghormatinya maka suami akan lebih mudah tersentuh dan berubah menjadi lebih baik sebab dia merasa dicintai. Seperti yang penulis singgung di atas, suami mendefinisikan sikap tunduk istri sebagai bukti cinta yang tulus kepada suami. Suami mana pun akan berusaha menjadi pasangan yang lebih baik bila menyadari istrinya sungguh-sungguh mencintainya tanpa syarat. Ketundukan istri bagaikan kekuatan yang mengubahkan istri yang mengatakan, “Jika suami perhatian, pasti saya mudah menghormatinya. Namun bagaimana mungkin saya bisa menghormati suami yang tidak mengasihi dan kasar kepada saya?” Bila istri ingin mendapatkan cinta suami maka kita istri harus terlebih dahulu menunjukkan dan membuktikan cinta yang tulus pada suami dengan cara patuh kepada kepemimpinannya. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
Ritualkhusus untuk menarik sekaligus menyatukan kembali suami/istri/kekasih yang lama atau baru berpisah (walaupun tidak keberadaannya). Insya Allah semua bisa dibuat cinta kangen rindu dan setianya menjadi tunduk dan patuh pada anda (paten dan permanen). bisa untuk orang minggat. Mahar Rp. 800.000,-Khusus Rp.1.800.000,-PELENGKET CINTA SERBA GUNA Lori Official Writer 1 Petrus 3 1Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya..Setiap wanita tentu saja mengharapkan pernikahan yang bahagia. Mereka ingin mengikuti teladan Yesus, namun seringnya suami menjadi penghalang karena menolak melakukan tanggung jawab seperti disampaikan dalam firman sekaligus Pendeta John Piper dalam sebuah artikelnya menyampaikan tentang masalah pernikahan yang satu ini. Dia menjelaskan apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang memiliki suami yang tidak taat terhadap firman Tuhan? Piper menuturkan bahwa 1 Petrus 3 sangat jelas mengingatkan kita tentang hal ini. Dalam ayat 1 dikatakan, “..supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman”. Itu artinya bahwa penundukan diri seorang istri kepada suaminya berkuasa mengubah kelakuan seorang suami yang tidak taat kepada firman di balik frase Istri, tunduklah kepada suamimu’Banyak orang yang menginterpretasikan frase ini dengan makna yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan bahwa kata tunduk’ berarti taat sepenuhnya dan jangan pernah melawan. Ada pula yang mengartikannya sebagai sebuah sikap penghormatan istri kepada suami sebagai kepala keluarga. Tetap Piper menuturkan bahwa makna 1 Petrus 3 ayat 1 bisa dimaknai seperti berikut1. Istri dipanggil untuk tunduk kepada suami mereka. 2. Istri tidak dipanggil untuk tunduk kepada semua orang, tetapi penundukan diri sangat penting dilakukan istri kepada Penundukan diri seorang istri kepada suami atau orang lain tidak sama dengan penundukan dirinya dengan kepada pemerintah atau kaisar 1 Petrus 2 13-14. Inilah yang disampaikan Petrus di ayat sebelumnya tentang menyebutkan bahwa istri adalah orang asing dalam pernikahannya. Orang asing’ dalam hal ini diartikan sebagai sosok yang menjadi pembawa terang kepada pasangannya. Dalam hal ini tipe suami yang dimaksud bisa saja seorang Kristen namun tidak taat kepada firman Tuhan maupun suami yang tidak percaya atau tidak beriman. Konsekuensi pernikahan yang tidak seiman memang akan jauh lebih besar dibanding menikahi pasangan yang sepadan. Jika Anda saat ini sedang berjuang dalam pernikahan Anda untuk memenangkan pasangan, tetaplah berusaha untuk menjadi terang dalam pernikahan Anda. Serahkan pasangan Anda kepada Tuhan, undang Dia untuk bekerja di dalam hidup pasangan Anda dan teruslah berdoa. Sumber Halaman 1 BACAJUGA : Parfum Pemikat Suami agar Tak Selingkuh, Tak Bisa Jauh dari Istri Tak Seperti susuk pada umumnya yang harus dimasukkan atau ditusukkan ke kulit dan anggota tubuh lainnya. Susuk Vagina ini medianya adalah minyak, jadi bisa dioles ke organ intim Anda. Sejauh ini juga diketahui, memasukkan benda asing ke dalam tubuh adalah haram hukumnya.
Pembaca 494 APA ITU RUJUK DAN BAGAIMANA TATACARANYA ? Bagaimana hukumnya jika istri tidak mau diajak rujuk dan bagaimana cara rujuk yang benar? Jawaban Perlu dipahami bahwa rujuk menjadi hak suami selama masih dalam masa iddah, baik istri itu ridho maupun tidak. Karena Allah Ta’ala berfirman, وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا “Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu yaitu masa iddah, jika mereka para suami menghendaki ishlah” QS. Al Baqarah 228. Dan hak rujuk pada suami ini tidak bisa ia gugurkan sendiri. Semisal suami berkata, “Saya mentalakmu, namun saya tidak akan pernah rujuk kembali”. Atau ia berkata, “Saya menggugurkan hakku untuk rujuk”. Seperti ini tidak teranggap karena penggugurannya berarti telah merubah syari’at Allah . Padahal tidak boleh seorang pun mengubah syari’at Allah . Padahal Allah telah menyebutkan, الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ “Talak yang dapat dirujuki dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik” QS. Al Baqarah 229. Dalam rujuk tidak disyaratkan ridho istri. Karena dalam ayat lain, Allah berfirman, فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ “Maka rujukilah mereka dengan baik” QS. Ath Tholaq 2. Dalam ayat ini hak rujuk dijadikan milik suami. Dan Allah menjadikan rujuk tersebut sebagai perintah untuk suami dan tidak menjadikan pilihan bagi istri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Wajib rujuk jika suami mentalak istrinya ketika haidh sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ibnu Umar yang telah lewat dan akan dijelaskan detail pada masalah talak bid’iy. Rujuk tidak disyaratkan ada wali dan tidak disyaratkan mahar. Rujuk itu masih menahan istri sehingga masih dalam kondisi ikatan suami-istri. Menurut mayoritas ulama, memberi tahu istri bahwa suami telah kembali rujuk hanyalah mustahab atau sunnah. Seandainya tidak ada pernyataan sekali pun, rujuk tersebut tetap sah. Namun pendapat yang hati-hati dalam hal ini adalah tetap memberitahu istri bahwa suami akan rujuk. Karena inilah realisasi dari firman Allah, فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ “Maka rujukilah mereka dengan baik” QS. Ath Tholaq 2. Yang dikatakan rujuk dengan cara yang ma’ruf adalah memberitahukan si istri. Tujuan dari pemberitahuan pada istri adalah jika si istri telah lewat iddah, ia bisa saja menikah dengan pria lain karena tidak mengetahui telah dirujuk oleh suami. Ketika telah ditalak roj’iy, istri tetap berdandan dan berhias diri di hadapan suami sebagaimana kewajiban seorang istri. Karena ketika ditalak roj’iy, masih berada dalam masa iddah, istri masih tetap istri suami. Allah berfirman,MANA وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا “Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu yaitu masa iddah, jika mereka yaitu para suami menghendaki ishlah” QS. Al Baqarah 228. Dandan dan berhias diri seperti ini tentu akan membuat suami berpikiran untuk rujuk pada istri. Cara Rujuk ada dua macam Rujuk dengan ucapan Tidak ada beda pendapat di antara para ulama bahwa rujuk itu sah dengan ucapan. Seperti suami mengatakan, “Saya rujuk padamu” atau yang semakna dengan itu. Atau suami mengucapkan ketika tidak di hadapan istri dan ia berkata, “Saya rujuk pada istriku”. Lafazh rujuk ada dua macam 1 shorih atau tegas, 2 kinayah atau kalimat samaran. Jika lafazh rujuk itu shorih atau tegas seperti kedua contoh di atas, maka dianggap telah rujuk walau tidak dengan niat. Namun jika lafazh kinayah atau samara yang digunakan ketika rujuk seperti, “Kita sekarang seperti dulu lagi”, maka tergantung niatan. Jika diniatkan rujuk, maka teranggap rujuk. Rujuk dengan perbuatan Para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini. Ada yang mengatakan bahwa dengan melakukan jima’ atau hubungan intim dan melakukan muqoddimahnya atau pengantarnya seperti mencium dengan syahwat baik diniatkan rujuk atau tidak, maka rujuknya teranggap. Ada juga ulama yang mensyaratkan harus disertai niat dalam jima’ dan muqoddimah tadi. Ada yang berpendapat pula bahwa rujuk adalah dengan jimak saja baik disertai niat atau tidak. Dalam pendapat yang lain, rujuk itu hanya teranggap dengan ucapan, tidak dengan jima’ dan selainnya. Pendapat yang pertengahan dalam masalah ini adalah rujuk itu teranggap cukup dengan jima’ namun dengan disertai niat. Inilah pendapat Imam Malik, salah satu pendapat Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam . Alasannya karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Apakah rujuk butuh saksi? Allah berfirman, فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ “Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu” QS. Ath Tholaq 2. Yang rojih atau pendapat terkuat dalam hal ini adalah rujuk tetap butuh saksi bahkan diwajibkan berdasarkan makna tekstual dari ayat. Inilah yang menjadi pendapat Imam Syafi’i yang lama, salah satu pendapat dari Imam Ahmad, pendapat Ibnu Hazm dan Syaikhul Islam . Wallahu a`lam

Wednesday 21 Zulhijjah 1443 / 20 July 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa

Dalam Islam, Apakah Istri Harus Tunduk pada Suami?. Ilustrasi Suami Istri JAKARTA - Rasulullah SAW bersabda, لوكنت أمرا أحدا أن ينجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها من عظم حقه عليها. "Jika aku harus memerintahkan seorang manusia untuk tunduk pada manusia lain, maka aku harus memerintahkan seorang istri untuk tunduk pada suaminya sebagai tanda karena keunggulan hak-hak suami karunia atas istrinya." Penjelasan hadits tersebut sebagai berikut, seperti dikutip dari Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam oleh Majdah Amir. 1. Teks dalam hadits tidak memasukkan perintah apa pun. Rasulullah sebenarnya tidak memerintahkan istri untuk tunduk pada suami, tetapi beliau hanya menggambarkan sebuah perumpamaan untuk menunjukkan kepada wanita tentang keunggulan dan kebaikan suami atas istri. 2. Hadits tersebut bahkan melarang istri untuk tunduk pada suaminya di mana keunggulan bahasa Arab terlihat. Hal ini merupakan pernyataan bersyarat yang dimulai dengan "jika.” Pernyataan bersyarat tersebut menunjukkan bahwa kondisi kedua adalah kondisi bersyarat bagi penerapan kondisi pertama. Karena kondisi pertama tidak akan terjadi, maka kondisi kedua tidak akan pernah terjadi. 3. Seseorang harus memahami aturan-aturan dalam konteks dan relevansi masing-masing hingga dalam cakupan Islam yang lebih luas. Islam harus dilihat sebagai satu kesatuan dalam semua aspek, bukan hanya sebagian dan kemudian meninggalkan yang lain. Karena itu, kita harus mencoba memahami hubungan pernikahan dalam Alquran dan Sunnah Nabi. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka al-Baqarah 187. Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendi ri, agar kamu cenderung dan tenteram kepadanya dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang ar-Rum 21. Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu Adam dan darinya Dia menciptakan pasangannya agar dia merasa senang kepadanya al-A'râf 189. Jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya an-Nisa' 19. Uvky3.